Banjir dan Longsor di Peru, 67 Orang Tewas Serta 70 Ribu Mengungsi


Hujan lebat yang terjadi selama berhari-hari mengguyur wilayah perairan pasifik di Peru. Akibatnya, terjadi tanah longsor yang meluluhlantakan rumah warga dan menyumbat jalan-jalan utama di negara wilayah Amerika Selatan tersebut.
Dilansir Reuters, Sabtu (18/3/2017), setidaknya 67 orang tewas dan lebih dari 70.000 telah kehilangan tempat tinggal akibat musibah ini. Ini menjadi salah satu musim hujan terparah yang pernah terjadi di Peru, yaitu dengan intensitas hujan 10 kali lebih banyak dari pada biasanya.

Sekitar setengah wilayah dari Peru telah dinyatakan dalam keadaan darurat pada Jumat (17/3) waktu setempat. Perdana Menteri Fernando Zavala menyatakan akan mempercepat sumber daya ke daerah-daerah yang terimbas longsor, terutama di bagian utara Peru, yang menjadi titik terparah.
Badan Cuaca AS sendiri telah menyatakan bahwa peluang El Nino di tahun 2017 sebesar 50-55 persen. Itu artinya, Peru akan terus dilanda hujan hingga satu bulan ke depan.



Dampak hujan lebat ini juga menyebabkan ambruknya jembatan, bahkan hewan sapi dan babi nampak muncul di pantai setelah terbawa arus sungai yang deras. Presiden Pedro Pablo Kuczynski pun mengimbau agar warga tidak cemas dan mempercayakan penanganan pada pemerintah.

"Tidak perlu panik, pemerintah tahu apa yang dilakukannya," kata Presiden Pedro Pablo Kuczynski dalam sebuah wawancara seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/3). 
Dia mendesak orang warga untuk sebisa mungkin menjauhi sungai agar tak terseret arus. Di Ibukota Lima, warga miskin yang terdampak cuaca ekstrem ini banyak membangun rumah darurat. Malangnya, tidak ada listrik dan air bersih di lokasi penampungan tersebut akibat jalan-jalan yang tergenang banjir.


0 Response to "Banjir dan Longsor di Peru, 67 Orang Tewas Serta 70 Ribu Mengungsi"

Post a Comment